Posted by :
Unknown
Jumat, 31 Oktober 2014
ANALISIS PERFORMA FILE TRANSPORT PROTOCOL PADA PERBANDINGAN METODE IPv4 MURNI, IPv6 MURNI DAN TUNNELING 6to4 BERBASIS ROUTER MIKROTIK
Internet Assigned Numbers Authority (IANA), sebuah lembaga resmi internasional pengelola alamat IP merilis data bahwa jumlah alamat tersisa dari IPv4 pada tahun 2011 kurang lebih hanya tersisa 10 persen dari kapasitas awal atau sekitar 400 juta alamat saja. Jumlah ini tidak memadai untuk mengantisipasi perkembangan pengguna internet saat ini yang amat luar biasa ditambah
lagi dengan adanya perkembangan teknologi telekomunikasi masa datang yang berbasis IP. IPv6 merupakan protokol internet baru yang dikembangkan untuk mengantisipasi protokol IPv4 yang sebentar lagi penuh. IPv4 (Internet Protokol versi 4) merupakan protokol yang paling banyak digunakan dari pertama kali internet diperkenalkan ke seluruh dunia, IPv4 berbasis 32-bit (232 atau sekitar 4,294 x 109) sudah membantu setiap pengguna internet di selurug dunia selama lebih dari 20 tahun terakhir dan diperkirakan tidak akan mampu menampung banyaknya kebutuhan akan pengalamatan internet. Bayangkan, penduduk dunia saat ini adalah 6,5 Milyar, jika nantinya masing- masing punya satu komputer, 1 Laptop (mobile), 1 PDA, 2 Handphone (GSM & CDMA). Lalu setiap perangkat butuh 1 IP address untuk bisa connected each other. Secara otomatis hal tersebut tidak mungkin untuk dilakukan.
Prinsip pembagian lapisan pada TCP/IP menjadi protokol komunikasi data yang fleksibel dan dapat diterapkan dengan mudah di setiap jenis komputer dan antar-muka jaringan. Oleh karena sebagian besar isi kumpulan protokol ini tidak spesifik terhadap satu komputer atau peralatan jaringan tertentu. Gambar 2.1 menunjukkan perbandingan model OSI dan TCP/IP, sedangkan Tabel 2.1 adalah lapisan-lapisan TCP/IP.
Perbandingan Model OSI dan
TCP/IP
TCP/IP
Model TCP/IP
IP Address (Internet Protocol Address)
IP address adalah metode pengalamatan pada jaringan komputer dengan memberikan sederet angka pada komputer (host), router atau peralatan jaringan lainnya. IP address sebenarnya bukan diberikan kepada komputer (host) atau router, melainkan pada interface jaringan dari host / router tersebut.
IP address adalah metode pengalamatan pada jaringan komputer dengan memberikan sederet angka pada komputer (host), router atau peralatan jaringan lainnya. IP address sebenarnya bukan diberikan kepada komputer (host) atau router, melainkan pada interface jaringan dari host / router tersebut.
IPv4
IPv4 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjangnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer di seluruh dunia. Alamat IPv4 umumnya ditulis dalam notasi desimal bertitik (dotted-desimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255. Pengalamatan IPv4 menggunakan 32 bit yang setiap bit dipisahkan dengan notasi titik. Contoh notasi pengalamatan IPv4:
FFFFFFFF.FFFFFFFF.FFFFFFFF.FFFFFFF Nilai F dirubah menjadi nilai biner (1 dan 0) 11000000.10101000.00000010.00000001. Sehingga jika dirubah dalam desimal menjadi 192.168.2.1.
IPv4 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjangnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer di seluruh dunia. Alamat IPv4 umumnya ditulis dalam notasi desimal bertitik (dotted-desimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255. Pengalamatan IPv4 menggunakan 32 bit yang setiap bit dipisahkan dengan notasi titik. Contoh notasi pengalamatan IPv4:
FFFFFFFF.FFFFFFFF.FFFFFFFF.FFFFFFF Nilai F dirubah menjadi nilai biner (1 dan 0) 11000000.10101000.00000010.00000001. Sehingga jika dirubah dalam desimal menjadi 192.168.2.1.
IPv6
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol Internet versi baru yang di desain sebagai pengganti dari IPv4. IPv6 yang memiliki kapasitas alamat (address) raksasa (128 bit), mendukung penyusunan alamat secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus berkembang. Oleh sebab itu IPv6 telah dilengkapi dengan mekanisme penggunaan alamat secara lokal yang memungkinkan terwujudnya instalasi secara plug and play. Penulisan alamat IPv6 adalah sebagai berikut :
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol Internet versi baru yang di desain sebagai pengganti dari IPv4. IPv6 yang memiliki kapasitas alamat (address) raksasa (128 bit), mendukung penyusunan alamat secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus berkembang. Oleh sebab itu IPv6 telah dilengkapi dengan mekanisme penggunaan alamat secara lokal yang memungkinkan terwujudnya instalasi secara plug and play. Penulisan alamat IPv6 adalah sebagai berikut :
x:x:x:x:x:x:x:x dimana ‘x‘ berupa nilai heksadesimal dari 16 bit porsi alamat, karena ada 8 buah ‘x‘ maka jumlah totalnya ada 16*8 = 128 bit. Jika format pengalamatan IPv6 mengandung kumpulan grup 16 bit alamat, yaitu‘x‘, yang bernilai 0 maka dapat direpresentasikan sebagai ‘::’. Contohnya adalah 2001:DB8:0:0:0:0:A1AA:3210 dapat direpresentasikan sebagai 2001:DB8 :: A1AA: 3210. Sebagaimana IPv4, IPv6 menggunakan bitmask untuk keperluan subnetting yang direpresentasikan sama seperti representasi prefix-length pada teknik CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang digunakan pada IPv4. Misalnya 3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60 menunjukkan bahwa 60 bit awal merupakan bagian network bit. IPv4 mengenal pembagian kelas IP menjadi kelas A, B, dan C maka pada IPv6 pun dilakukan pembagian kelas berdasarkan FP (formatprefix) yaitu format bit awal alamat. Misalnya 3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60. Maka jika diperhatikan 4 bit awal yaitu hexa ‘3’ didapatkan format prefix nya untuk 4 bit awal adalah 0011 (yaitu nilai ‘3’ hexa dalam biner).
Protokol Transport
Protokol transport merupakan bagian dalam TCP/IP. Protokol transport adalah protokol end-to-end yang berada di end sistem tidak pada jaringan. Protokol transport tergantung pada layanan yang dilakukan oleh protokol jaringan, sekaligus menambah kualitas layanan sistem. Protokol transport yang umum digunakan adalah UDP, TCP dan ICMP.
TCP (Transmission Control Protocol)
TCP merupakan protokol yang berada pada lapisan transport dari layer TCP/IP. TCP adalah protokol yang bersifat byte stream, connection-oriented dan reliable dalam pengiriman data. TCP menggunakan komunikasi byte-stream, yang berarti bahwa data dinyatakan sebagai suatu urutan-urutan byte. Connection-oriented berarti sebelum terjadi proses pertukaran data antar komputer terlebih dahulu harus dibentuk suatu hubungan. Hal ini dapat dianalogikan denganproses pendialan nomor telepon dan akhirnya terbentuk suatu hubungan.
Protokol transport merupakan bagian dalam TCP/IP. Protokol transport adalah protokol end-to-end yang berada di end sistem tidak pada jaringan. Protokol transport tergantung pada layanan yang dilakukan oleh protokol jaringan, sekaligus menambah kualitas layanan sistem. Protokol transport yang umum digunakan adalah UDP, TCP dan ICMP.
TCP (Transmission Control Protocol)
TCP merupakan protokol yang berada pada lapisan transport dari layer TCP/IP. TCP adalah protokol yang bersifat byte stream, connection-oriented dan reliable dalam pengiriman data. TCP menggunakan komunikasi byte-stream, yang berarti bahwa data dinyatakan sebagai suatu urutan-urutan byte. Connection-oriented berarti sebelum terjadi proses pertukaran data antar komputer terlebih dahulu harus dibentuk suatu hubungan. Hal ini dapat dianalogikan denganproses pendialan nomor telepon dan akhirnya terbentuk suatu hubungan.
Gambar 2.3 Format Header TCP
1. Source dan destination port didefinisikan sebagai nomor port dari sebuah program aplikasi yang digunakan oleh TCP.2. Sequence number mengidentifikasi byte pertama dari data dalam suatu segment.
3. Acknowledgment number berfungsi untuk mengumumkan data yang sukses diterima.
4. Header length mengindikasikan nomor dari 32-bits kata dalam header .
5. Control mendefinisikan segmen yang digunakan atau melayani sebagai sebuah cek validasi untuk field lainnya.
6. Window size mendefinisikan ukuran dari sliding window yang digunakan dalam flow control.
7. Checksum digunakan sebagai deteksi kesalahan.
8. Urgent pointer mendfinisikan loncatan antara urgent data dan data normal.
Protokol Routing
Routing adalah proses pengambilan
sebuah paket dari sebuah alat dan mengirimkan melalui network ke alat lain
dalam sebuah network yang berbeda. Routing hanya dapat dilakukan apabila
network menggunakan router. Dalam proses routing ada beberapa hal yang harus
dipenuhi diantaranya :
1. Router harus mengetahui alamat
tujuan.
2. Router-router tetangga dari
mana sebuah router bisa mempelajari tentang network remote.
3. Rute yang mungkin ke semua
network remote.
4. Rute terbaik untuk setiap network
remote.
Dalam sebuah router tersimpan
routing tabel yang menggambarkan bagaimana proses routing dalam menemukan
network remote. Terdapat 3 jenis routing yaitu routing statis, routing default,
dan routing dynamic
Routing Statis
Routing statis merupakan jenis
routing manual yang proses konfigurasinya ditentukan oleh admin secara manual
dengan menambahkan route-route di routingtable dari untuk setiap router. Rute
pada routingstatic tidak akan berubah, kecuali diubah secara manual oleh admin.
RIP (Routing Information
Protocol)
RIP adalah protokol routing yang
menggunakan metode triggered update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan
router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada
jaringan, sedangkan timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi
routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update). Mengatur
routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat
diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan. RIP mengirim
routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIP
hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan cara terbaik ke sebuah network
remote, tetapi RIP secara default memiliki sebuah nilai jumlah hop maksimum yg
diizinkan, yaitu 15, berarti nilai 16 tidak terjangkau (unreachable). RIP
bekerja baik pada jaringan kecil, tetapi RIP tidak efisien pada jaringan besar
dengan link WAN atau jaringan yang menggunakan banyak router.
Rip terbagi 2 yaitu :
1. RIPv1(RIP
Versi 1) merupakan bagian dari distance vektor yang mencari hop terpendek atau
route terbaik.RIPv1menggunakan clasfull routing, yang berarti semua alat di
jaringan harus menggunkan subnet mask yang sama. Hal ini karena RIPv1 tidak
mengirim update dengan informasi subnet mask di dalamnya.
2. RIPv2
(RIP Versi 2) merupakan bagian dari distance vektor yang mencari hop terpendek
atau route terbaik, RIPv2 juga merupakan class list routing. RIPv2 menyediakan
sesuatu yang disebut prefix routing, dan bisa mengirim informasi subnet mask
bersama dengan update-update dari route. Ini disebut classless routing.
3. RIPng
(Routing Information Protocol Next Generation) adalah jenis protokol routing
untuk IPv6 yang berbasis pada RIPv2, tetapi bukan merupakan extension dari
RIPv2. RIPng merupakan protokol berbeda dari RIPv2. RIPng tidak mendukung Ipv4,
apabila akan menggunakan IPv4 dan IPv6 dalam satu interface RIPv1 atau RIP v2
perlu diaktifkan, sedangkan untuk jaringan IPv6 harus mengaktifkan RIPng untuk
routing pada IPv6.
Mekanisme Tunneling
Tunneling adalah suatu mekanisme enkapsulasi suatu PDU (Packet Data unit)
dengan protokol yang lain dengan maksud untuk mengirimkan data pada foreign
network. Tidak seperti enkapsulasi yang berkaitan langsung dengan protocol
stack, pada tunneling, sebuah protokol bisa saja mengenkapsulasi PDU
dari layer yang sama atau bahkan dari layer di bawahnya. Tiga
komponen utama dalam tunneling adalah :
1. Passenger Protocol,
yaitu protokol yang dienkapsulasi
2. Carrier Protocol, yaitu
protokol yang melakukan enkapsulasi
3. Transport Protocol, yaitu protokol yang membawa
(mengirim) PDU yang telah dienkapsulasi.
Tunneling IPv6 over IPv4 yaitu suatu cara untuk melewatkan
paket-paket IPv6 pada jaringan IPv4 melalui enkapsulasi paket. Oleh sebab itu
untuk mekanisme tunneling harus membangun jembatan untuk ujung-ujung tunnel,
untuk melakukan di enkapsulasi paket.
Tunneling 6to4
Tunneling 6to4 adalah sebuah mekanisme tunneling yang memungkinkan
pengiriman paket IPv6 antar site IPv6 melewati infrastuktur routing IPv4.
Dapat juga untuk menghubungkan suatu site IPv6 dengan jaringan internet
IPv6 menggunakan relayserver. Tunnel 6to4 merupakan automatic
tunneling dan bersifat point-to-multipoint. Router tidak
dikonfigurasi secara berpasangan karena router-router tersebut melihat
infrastuktur IPv4 sebagai NBMA (Non Broadcast Multi Access). Alamat IPv4
yang termasuk di dalam alamat IPv6 digunakan untuk menemukan ujung tunnel. Sebuah tunnel 6to4 dapat dikonfigurasi
pada border router di sebuah jaringan IPv6 terisolasi yang menciptakan
sebuah tunnel dengan border router di jaringan IPv6 lain melewati
infrastruktur routing IPv4. Tunnel destination ditentukan dengan
alamat IPv4 dari border router yang diikutkan dalam pengalamatan IPv6.
Pengalamatan 6to4 pada IPv6 dimulai dengan prefix 2002:/16 dengan format
2002:alamat-IPv4-border-router::/48. Kemudian diikuti dengan 16 bit yang
dapat dipakai untuk penomoran jaringan di dalam site. Border router pada
setiap ujung tunnel 6to4 harus mendukung IPv4 dan IPv6 protocol stack
2.6 FTP (File Transfer Protocol)
FTP (File Transfer Protocol) adalah protokol yang digunakan
dalam mempertukarkan file antar komputer di dalam jaringan yang
mendukung protokol TCP/IP, seperti Internet. Untuk memastikan bahwa file terkirim
dan diterima tanpa terjadi loss pada file yang dipertukarkan, FTP
menggunakan protokol TCP pada lapisan transpot.
FTP server adalah server yang menyediakan layanan untuk
pertukaran file ketika mendapatkan request dari FTP client.
FTP client adalah client yang meminta koneksi ke FTP server untuk
melakukan pertukaran file. Cara kerjanya, sebuah FTP client membuka
koneksi ke FTP server untuk mengirimkan atau mengambil file dari
FTP server tersebut. FTP bekerja
seperti Gambar 2.4. User me-request koneksi FTP melalui User
Interface yang dapat berupa sofiware FTP client. Lalu User
interface melakukan hubungan ke User PI (Protocol Interpreter)
yang kemudian melakukan hubungan ke server PI melalui default port untuk
FTP, yaitu port 21. PI berperan memegang kendali dan meneruskan perintah
atau command FTP. Penentuan siapa
client yang berhak mengakses server serta apa saja hak akses client,
digunakan sebuah sistem autentikasi untuk memastikan apakah client
tersebut berhak mengakses server atau tidak. Autentikasi tersebut
berupa permintaan username dan password dari FTP.
2.7 QoS (Quality of Service)
Quality of Service adalah kemampuan suatu jaringan untuk
menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik data tertentu pada berbagai
jenis platform teknologi. Beberapa parameter yang menyatakan QoS antara lain
yang paling sering digunakan adalah throughput.
2.7.1 Throughput
Throughput adalah jumlah bit yang sukses dikirim dari suatu
terminal tertentu di dalam sebuah jaringan, dari suatu titik jaringan, atau
dari suatu titik ke titik jaringan yang lain dibandingkan dengan total waktu pengiriman.
Throughput maksimal dari suatu titik atau jaringan komunikasi menunjukkan
kapasitasnya. Secara matematis throughput dapat dituliskan seperti persamaan
𝑻𝒉𝒓𝒐𝒖𝒈𝒉𝒑𝒖𝒕=𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐢𝐭 𝒔𝒖𝒄𝒄𝒆𝒔𝒔 𝒅𝒆𝒍𝒊𝒗𝒆𝒓𝒆𝒅𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐢𝐫𝐢𝐦𝐚𝐧
2.8 Router
Router merupakan perangkat yang dikhususkan untuk menangani
koneksi antar dua atau lebih jaringan yang terhubung melalui paket switching. Router
bekerja dengan melihat alamat asal dan alamat tujuan dari paket yang
melewatinya dan memutuskan rute yang akan dilewati paket tersebut untuk sampai
ke tujuan.
2.8.1 MikroTik RB750
Pada saat penelitian, penulis menggunakan MikroTik RB750 sebagai
router, selain karena harganya yang relatif terjangkau, routerboard jenis ini
memiliki fitur yang cukup lengkap dan bentuknya yang simple, sehingga mudah
untuk dibawa kemana-mana.
Beberapa fitur di MikroTik yang digunakan pada penelitian adalah
pengalamatan IPv4, IPv6, tunnel 6to4 dan routing.
Spesifikasi MikroTik RB750 :
Router Mikrotik :
RB750
Processor : Atheros 400MHz
Lisensi : Level 4
Total RAM : 32Mb
Deskripsi : Memiliki 5 Ethernet
Port
Perancangan Jaringan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jaringan lokal pada setiap
konfigurasi jaringan yang diujikan, yang dimaksudkan lokal disini adalah
jaringan tidak terhubung ke internet dan hanya dilakukan komunikasi antar
PC/laptop.
eknik konfigurasi yang digunakan dalam penelitian ini ada 3
macam, yaitu konfigurasi jaringan IPv4 murni, IPv6 murni, IPv6 dengan
menggunakan tunneling 6to4. Sebagai pengujian akan dilakukan transfer
data antara server dan client, disisi server dikonfigurasikan
software Xlight FTP Server sebagai tempat meletakkan file yang akan
diunduh oleh client, sedangkan pada sisi client dipasang software
Wireshark, untuk menangkap paket data yang melewati client.
Setelah mengetahui topologi jaringan yang akan dikerjakan, kemudian
membuat flowchart penelitian yang dilakukan, seperti gambar 3.2.
ambar 3.2 menjelaskan skema penelitian dimulai dengan
penentuan topologi awal jaringan, selanjutnya mulai konfigurasi sistem jaringan
baik hardware maupun software, ketika perangkat sudah siap
dijalankan, sistem mulai diuji berdasarkan metode yang digunakan yaitu
konfigurasi IPv4 murni, IPv6 murni dan tunneling 6to4, pengujian
dikatakan berhasil ketika client dan server mampu berkomunikasi,
indikatornya yaitu menghasilkan reply ketika dilakukan ping test
connection.
Instrumen Penelitian
Mekanisme transisi IPv6-IPv4 memerlukan dukungan dari sisi hardware dan
software yang compatible terhadap keduanya, karena IPv4 dan IPv6
merupakan dua Internet protokol berbeda..
1. Server
Processor :
Intel Core™2 Duo CPU T5750 @2.00GHz
RAM : 2 GBytes
Sistem Operasi : Windows XP SP2
NIC : Ethernet 100Mbps
2. Client
Processor :
AMD Phenom II X4 840 Processor 3,2GHz
RAM : 2 GBytes
Sistem Operasi : Windows XP Professional
NIC : Ethernet 100Mbps
3. Router1
Router Mikrotik
: RB750
Processor : Atheros
400MHz
Lisensi : Level 4
Total RAM :
32Mb
Deskripsi :
Memiliki 5 Ethernet Port
4. Router2
Router Mikrotik : RB750
Processor : Atheros 400MHz
Lisensi :
Level 4
Total RAM :
32Mb
Deskripsi :
Memiliki 5 Ethernet Port
5. Tiga Buah kabel UTP
Skenario Konfigurasi IPv4
Gambar 3.3 memperlihatkan mekanisme topologi jaringan
IPv4 (semua pengalamatan IP berbasis IPversi4). Konfigurasi e0/0 diartikan sisi
port ethernet server terhubung langsung dengan kabel penghubung ke interface
pertama pada router1, begitu pula ada sisi client, konfigurasi
e0/0 adalah port ethernet yang terhubung langsung antara client dengan
interface pertama pada router2 menggunakan kabel penghubung.
Sedangkan konfigurasi e0/1 dapat diartikan masing-masing
port ethernet yang saling terhubung menggunakan kabel penghubung antar router1
dan router2 pada interface kedua.
Skenario Konfigurasi IPv6 Murni
Gambar 3.4 terlihat mekanisme topologi jaringan IPv6 (semua pengalamatan
IP berbasis IPversi6). Konfigurasi interface sama seperti pada IPv4.
Bedanya, karena penelitian menggunakan Windows XP, jadi untuk konfigurasi
manual pada sisi server dan client di-setting pada menu command
prompt. Penambahan IP address version 6 ini terlihat seperti pada Gambar
3.5.
Skenario Konfigurasi Tunneling 6 to 4
Pada konfigurasi tunneling 6to4,
sistem membuat tunnel dari IPv4 ke jaringan IPv6 dengan merubah/konversi
hexa alamat IPv4. Sebagai contoh seperti pada Gambar 3.6, dimana :
Pada sisi sever :
Alamat IPv4 : 192.168.15.1
Diubah menjadi : 2002:C0A8:0F01:1::1
Pada sisi client :
Alamat IPv4 : 192.168.15.2
Diubah menjadi : 2002:C0A8:0F01
Konfigurasi tunnel
di MikroTik dapat terlihat pada Gambar 3.7
Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data dilakukan
dengan melakukan proses download file dari server ke client yang
diujikan pada konfigurasi jaringan yang berbeda – beda, yaitu diantaranya IPv4
murni, IPv6 murni dan tunneling 6to4. Proses pengambilan data ini
dilakukan penangkapan paket yang diterima pada client selama proses download
file berlangsung menggunakan bantuan aplikasi Wireshark. Simulasi
FTP menggunakan bantuan software Xlight FTP Server sebagai server,
sedangkan untuk sisi client mengunduh data yang berada pada server.
Proses download file dari server dilakukan oleh client dengan
ukuran file yang berbeda - beda. Ukuran file dibedakan menjadi dua macam, yaitu
1,2GB dan 460MB
Semua tipe file dibuat sama dalam bentuk ekstensi .mkv untuk memudahkan client
melakukan download dari server. Masing-masing file tersebut akan
diunduh pada ketiga konfigurasi yang telah dibangun sebelumnya yaitu IPv4
murni, IPv6 murni dan tunneling 6to4.
Analisa
Throughput Pada Konfigurasi IPv4 Murni, IPv6 Murni, dan Tunneling 6to4
Pada
konfigurasi IPv4
murni ini, berhubungan paket-paket yang masuk
pada Ethernet tersebut bukan hanya paket FTP, maka dari itu dilakukan filtering
terlebih dahulu, sehingga hanya paket FTP saja yang masuk dalam perhitungan
pada summary Wireshark,.
Dari hasil percobaan sebanyak 3 kali percobaan diperoleh
hasil nilai rata-rata throughput pada jaringan IPv4 untuk file 1,2GB adalah
85,879Mbps dan untuk file 460MB adalah 85,586Mbps
Pada
konfigurasi IPv6 murni ini juga dilakukan filtering yang lebih
spesifik yaitu hanya data yang melalui alamat IPv6 client, sehingga
hanya paket FTP saja yang masuk dalam perhitungan pada summary Wireshark
seperti gambar di bawah ini
Dari
hasil percobaan sebanyak 3 kali percobaan diperoleh hasil seperti Tabel
berikut. Memperoleh nilai rata-rata throughput pada jaringan IPv6 untuk file
1,2GB adalah 68,037Mbps dan untuk file 460MB adalah 60,877Mbps.
Pada
konfigurasi tunneling 6to4 ini, sama seperti halnya IPv6 dilakukan
filtering yang lebih spesifik yaitu hanya data yang melalui alamat IPv6 client,
sehingga hanya paket dari port 20 dan menuju IP host client saja yang masuk
dalam perhitungan pada summary Wireshark seperti gambar dibawah ini.
Dari hasil percobaan sebanyak 3 kali percobaan diperoleh
hasil sepeti Tabel berikut
Berdasarkan
Tabel kita memperoleh nilai rata-rata throughput pada jaringan tunneling
6to4 untuk file 1,2GB adalah 56,639. Untuk file 460MB adalah 54,842Mbps.
Jadi nilai rata-rata throughput pada ketiga
konfigurasi yang dilakukan sebayak tiga kali uji coba, terlihat pada tabel berikut
Dari
Tabel jika diwujudkan dalam bentuk gambar grafik dapat tergambarkan seperti Gambar
berikut